Guru Takut Mengajar : Jeruji Hukum yang Menunggu di Balik Setiap Tindakan

Tanpa rasa aman, guru sulit mengajar dengan bebas dan memberikan disiplin yang tepat. Akhirnya, yang rugi adalah siswa sendiri , mereka yang butuh bimbingan tegas untuk tumbuh dengan baik. Kita butuh keseimbangan: perlindungan untuk anak, tapi juga perlindungan yang nyata untuk guru.

Yang paling bikin Guru cemas, selain takut jeruji hukum, adalah masa depan anak-anak ini. Moral dan etika mereka, rasanya makin berkurang. Banyak yang tidak mau mendengar kata orang tua atau guru, yang suka membantah tanpa alasan, yang tidak menghargai or

Seorang guru. Sudah bertahun-tahun Guru berdiri di depan kelas, melihat muka-muka murid yang segar dan penuh harapan. Tapi akhir-akhir ini, Guru sering merasa jantung berdebar setiap kali mau menegur atau memberikan disiplin. Seolah-olah di balik setiap tindakan Guru, ada jeruji hukum yang siap menangkap.

Pernah juga, Guru hanya mau mengingatkan murid yang selalu mengganggu teman sekelasnya saat Guru sedang mengajar . Hanya bicara  dengan nada tegas doang, tapi esoknya orang tuanya langsung dateng ke sekolah, mengaku Guru "menekan" anaknya. Bahkan ada yang ancam mau melaporkan ke polisi. Guru cuma bingung ! apa salahnya Guru mau membuat kelas nyaman untuk semua anaknya ?

Ya, Guru tahu undang-undang harus melindungi anak-anak. Mereka masih muda, rentan. Ada UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan Permendikbud No. 10 Tahun 2017 yang bilang guru juga berhak dilindungi, bahkan ada prinsip "praduga tak bersalah". Tapi kapan ya, siapa yang mau melindungi kita secara nyata ? Kadang Guru merasa, setiap kali ada masalah, guru selalu yang disalahkan duluan. Tanpa kesempatan menjelaskan, membela diri. Semua orang langsung berkata, "Guru yang salah!" Padahal kita cuma mau melakukan tugas kita.

Pemahaman caranya juga terlalu rumit, dan kita seringkali sendirian ketika menghadapi masalah. Apalagi kita orang yang tidak punya. Bantuan hukum yang mudah diakses? Seolah-olah itu jauh banget dari realita kita di lapangan. Seolah-olah perlindungan bagi guru cuma kata-kata di kertas doang.

Yang paling bikin Guru cemas, selain takut jeruji hukum, adalah masa depan anak-anak ini. Moral dan etika mereka, rasanya makin berkurang. Banyak yang tidak mau mendengar kata orang tua atau guru, yang suka membantah tanpa alasan, yang tidak menghargai orang lain. Guru ingin mengingatkan mereka, mengajarkan mereka tentang kesopanan dan tanggung jawab. Tapi takutnya, tindakan Guru malah dianggap terlalu keras.

Guru sangat khawatir, nanti kapan mereka besar, apa jadinya ? Kalau sekarang sudah sulit diajarkan tentang benar dan salah, bagaimana nanti mereka akan menjadi warga negara yang bertanggung jawab ?

Guru ingin membantu mereka tumbuh menjadi orang yang baik, bahkan ketika mereka suksespun bukan buat gurunya buat diri mereka sendiri kok. Tapi bagaimana caranya kalau Guru harus selalu waspada, takut salah langkah ?

Tanpa rasa aman, guru sulit mengajar dengan bebas dan memberikan disiplin yang tepat. Akhirnya, yang rugi adalah siswa sendiri , mereka yang butuh bimbingan tegas untuk tumbuh dengan baik. Kita butuh keseimbangan: perlindungan untuk anak, tapi juga perlindungan yang nyata untuk guru.

Mungkin waktunya pemerintah, organisasi guru, dan masyarakat bekerja sama memperjelas pedoman disiplin, mempercepat proses hukum, dan menyosialisasikan bahwa guru juga berhak dilindungi. Hanya dengan begitu, guru bisa kembali merasa aman mengajar, dan benar-benar bisa membimbing anak-anak ini ke jalan yang benar. Karena pada akhirnya, yang kita inginkan hanyalah yang terbaik untuk mereka  masa depan bangsa yang kita cintai.

 

Oleh : Adi HR

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT